Kamis, 13 September 2018

Mubarak on your Arrival



Selasa, 7 Agustus 2018.

Tepat pukul 03.15 dini hari, Allah menghadiahkan kado termanis di tengah keluarga kami.

Putri kecil yg begitu menggemaskan. Matanya bulat, hidungnya mancung, bibirnya merah, kulitnya putih bersih, rambutnya hitam, dan tubuhnya sehat. Alhamdulillaah bini’mati tatimushshalihaat.

Awalnya , Abi gadis kecil ini ingin memberikan nama ‘Yasmin’. Tetapi tantenya (re: me) ingin keponakan tercintanya memiliki nama dengan awalan huruf ‘A’, agar nanti di sekolahnya ia selalu menjadi yg utama. Juga di daftar absen, namanya akan selalu ada di urutan pertama, persis seperti tantenya dulu *hehe*

Setelah musyawarah cukup panjang dengan Abi-ummi, kakek dan neneknya, beberapa hari menjelang hari ‘Aqiqah dan syukuran’, kami akhirnya menemukan titik terang. Setelah menimbang, dan memikirkan dengan tingkat kematangan yg sempurna, kami memutuskan untuk memberinya nama, ‘Aulia Azzahra Arisma’, yg artinya ‘Pemimpin yg cerdas’. ‘Arisma’ adalah nama belakang dari Abinya. Sedangkan tante mudanya ini lebih senang memanggil keponakan mungilnya itu, ‘Acha’.

Kendati masih dalam masa pemulihan, maka untuk sementara waktu Umminya Acha (re: Ninis, kakakku) tidak kembali ke rumah suaminya, melainkan di rumah kami. Sekalian latihan belajar merawat bayik pada Ibu (re: Acha’s grandma). Paling tidak, sampai Acha masuk sekolah (tantenya punya mau)

Sejak kehadiran Acha, suasana rumah jadi kian berwarna. Jemuran pun ikut berwarna. Rumah terasa begitu ramai, terlebih mendengar suara tangisannya yg memiliki getaran sekitar 6,5 SR. Kami (re: Ayah, Ibu, saya) bahkan kerap berebut untuk menggendong Acha. Seberapa lelah pun kami, entah itu sepulang kerja atau rutinitas harian lainnya, akan sirna seketika tiap bertemu dengan putri cantik ini.

Pekan lalu, Acha memasuki usia sebulan. Makin berumur makin rewel *huhu*

Tapi ajaibnya, tiap nangis, Ibu selalu mampu menenangkannya. Seolah dekapannya memiliki aura magis. MasyaAllah. Saya sendiri dapat banyak pelajaran baru sejak kehadiran bayik mungil ini. Sungguh!

Bentuk tangisan bayik itu beraneka ragam makna, ternyata. Meski sekilas terdengar sama saja sih. Boleh jadi tangisannya itu sebab ia sedang merasa bosan, minta dipeluk/digendong, kedinginan, kepanasan, kehausan, kelaparan, atau popoknya minta diganti. Ribet tapi menyenangkan. Iya gak sih?

Baru tau kalau bayik itu tidurnya mendengkur karena lelah main seharian. Telinganya juga peka sekali dengan suara-suara di sekitarnya, terkhusus saat sedang terlelap. Pernah saya dipelototi oleh neneknya karena bersin sembarangan sampai si bayik yg tengah terbaring pulas itu kaget, lantas menangis histeris *miris*

Sekarang jadi paham seperti apa perasaan Ibu-ibu muda diluar sana yg kelelahan selepas menggendong cukup lama, lalu meletakkan si bayik kembali di tempat tidurnya dengan ekstra hati-hati, lantas dianya mendadak terbangun kendati bunyi-bunyian yg terdengar olehnya, sekalipun hanya derap langkah kaki. Hiks!

Do’akan Acha ya Om-tante, Kakak-adik dan teman teman sekalian.

Semoga tumbuh menjadi gadis shalihah, baik akhlaknya. Menjadi jembatan bagi Ummi-Abi menuju jannnah-Nya. Dan seorang mujahidah yg cinta dan dicintai oleh Allah dan kekasihNya. Aamiin

NB:
Syukran wa jazakumullahu khairan untuk semuanya, atas hadiah dan kunjungannya ke rumah kami. Sampai jumpa di lain kesempatan yaa.. ^^

0 komentar:

Posting Komentar

Followers

 

Ayari Tell The Story Template by Ipietoon Cute Blog Design