Selasa, 7 Agustus 2018.
Tepat pukul 03.15 dini hari, Allah menghadiahkan kado termanis di
tengah keluarga kami.
Putri kecil yg begitu menggemaskan. Matanya bulat, hidungnya mancung, bibirnya merah, kulitnya putih bersih, rambutnya hitam, dan tubuhnya sehat. Alhamdulillaah bini’mati tatimushshalihaat.
Putri kecil yg begitu menggemaskan. Matanya bulat, hidungnya mancung, bibirnya merah, kulitnya putih bersih, rambutnya hitam, dan tubuhnya sehat. Alhamdulillaah bini’mati tatimushshalihaat.
Awalnya , Abi gadis kecil ini
ingin memberikan nama ‘Yasmin’.
Tetapi tantenya (re: me) ingin
keponakan tercintanya memiliki nama dengan awalan huruf ‘A’, agar nanti di
sekolahnya ia selalu menjadi yg utama. Juga di daftar absen, namanya akan
selalu ada di urutan pertama, persis seperti tantenya dulu *hehe*
Setelah musyawarah cukup panjang dengan Abi-ummi, kakek dan neneknya,
beberapa hari menjelang hari ‘Aqiqah dan syukuran’, kami akhirnya menemukan
titik terang. Setelah menimbang, dan memikirkan dengan tingkat kematangan yg
sempurna, kami memutuskan untuk memberinya nama, ‘Aulia Azzahra Arisma’, yg
artinya ‘Pemimpin yg cerdas’. ‘Arisma’ adalah nama belakang dari
Abinya. Sedangkan tante mudanya ini lebih senang memanggil keponakan mungilnya
itu, ‘Acha’.
Kendati masih dalam masa pemulihan, maka untuk sementara waktu Umminya
Acha (re: Ninis, kakakku) tidak kembali ke rumah suaminya, melainkan di
rumah kami. Sekalian latihan belajar merawat bayik pada Ibu (re: Acha’s grandma). Paling tidak, sampai Acha masuk sekolah (tantenya punya mau)
Sejak kehadiran Acha,
suasana rumah jadi kian berwarna. Jemuran pun ikut berwarna. Rumah terasa
begitu ramai, terlebih mendengar suara tangisannya yg memiliki getaran sekitar
6,5 SR. Kami (re: Ayah, Ibu, saya) bahkan kerap berebut untuk menggendong Acha. Seberapa lelah pun kami, entah itu
sepulang kerja atau rutinitas harian lainnya, akan sirna seketika tiap bertemu
dengan putri cantik ini.
Pekan lalu, Acha memasuki
usia sebulan. Makin berumur makin rewel *huhu*
Tapi ajaibnya, tiap nangis, Ibu selalu mampu menenangkannya. Seolah
dekapannya memiliki aura magis.
MasyaAllah. Saya sendiri dapat banyak pelajaran baru sejak kehadiran bayik
mungil ini. Sungguh!
Bentuk tangisan bayik itu beraneka ragam makna, ternyata. Meski
sekilas terdengar sama saja sih. Boleh jadi tangisannya itu sebab ia sedang merasa bosan, minta
dipeluk/digendong, kedinginan, kepanasan, kehausan, kelaparan, atau popoknya minta
diganti. Ribet tapi menyenangkan. Iya gak sih?
Baru tau kalau bayik itu tidurnya mendengkur karena lelah main
seharian. Telinganya juga peka sekali dengan suara-suara di sekitarnya,
terkhusus saat sedang terlelap. Pernah saya dipelototi oleh neneknya karena
bersin sembarangan sampai si bayik yg tengah terbaring pulas itu kaget, lantas
menangis histeris *miris*
Sekarang jadi paham seperti apa perasaan Ibu-ibu muda diluar sana yg
kelelahan selepas menggendong cukup lama, lalu meletakkan si bayik kembali di
tempat tidurnya dengan ekstra hati-hati, lantas dianya mendadak terbangun
kendati bunyi-bunyian yg terdengar olehnya, sekalipun hanya derap langkah kaki.
Hiks!
Do’akan Acha ya Om-tante,
Kakak-adik dan teman teman sekalian.
Semoga tumbuh menjadi gadis shalihah, baik akhlaknya. Menjadi jembatan
bagi Ummi-Abi menuju jannnah-Nya. Dan seorang mujahidah yg cinta dan dicintai
oleh Allah dan kekasihNya. Aamiin
NB:
Syukran wa jazakumullahu khairan
untuk semuanya, atas hadiah dan kunjungannya ke rumah kami. Sampai jumpa di lain kesempatan
yaa.. ^^
0 komentar:
Posting Komentar