Jumat, 11 Mei 2012

Pengorbanan Anak Kecil

Kisah ini terjadi di Palestina. Pada waktu perang salib antara pasukan kaum muslimin. Pasukan salib yang berasal dari berbagai penjuru Eropa datang ke Palestina, memerangi kaum muslimin disana.
 
Di Palestina ada sebuah keluarga miskin terdiri atas seorang Ibu dan anaknya. Ibunya berkata pada anaknya,


“Pasukan salib telah menguasai daerah kita dan merampas semua kekayaan kita. Kita tidak memiliki apa-apa lagi kecuali seekor kambing. Anakku, Ibu minta kau mau merawatnya dengan baik. Karna itulah harta kita satu-satunya!”


Sang anak membawa kambingnya ke tempat pengembalaan yang subur. Dan membiarkan kambing itu makan rumput-rumput hijau yang segar. Ketika kambingnya asyik makan, ia duduk dibawah rindangnya pohon sambil mengawasinya. Anak itu berkata pada dirinya sendiri, “Susu yang akan keluar dari kambing ini adalah satu-satunya sumber makan bagiku dan Ibuku. Sebagian susu itu akan aku jual ke pasar dan sebagian lagi untuk minum. Maka aku harus mengembalakannya dengan baik!” 


Ketika dia sedang asyik berpikir dan melamun, tiba-tiba ia mendengar derap kaki kuda. Ia melihat ke arah datangnya suara kaki kuda. Di kejauhan debu mengepul dan ia melihat ada rombongan pasukan datang. Segera ia lari ke arah kambing kesayangannya dan membawa bersembunyi ke semak-semak yang rimbun. Anak itu dari balik semak melihat pertempuran yang sengit. Sekelompok pasukan salib sedang mengejar-ngejar pasukan muslimin. Anak itu terus menunggu sampai pasukan itu menjauh. Lalu ia menuntun kambingnya menuju rumah untuk melihat keadaan Ibunya.


Saat ia sudah dekat dengan rumahnya, ia melihat seorang tentara muslim sedang memapah temannya yang sakit. Tentara  itu meminta anak seteguk air untuk minum. Anak itu tidak menemukan air di rumahnya kecuali sedikit dan tidak cukup untuk minum. Anak itu berpikir cepat. Ia kembali ke rumahnya mengambil mangkuk. Lalu memerah susu kambingnya dan memberikan mangkuk yang berisi susu itu pada kedua tentara. Ketika dirasa masih kurang ia kembali memerah susu kambingnya sampai keduanya cukup minum. Kedua tentara itu mengucapkan terima kasih padanya. Tentara yang terluka berkata padanya dengan suara terbata-bata,


‘’Allah memberkatimu, Anakku… kau telah menyelamatkan nyawaku!”


Keduanya lalu pamit. Sang anak masuk ke dalam rumahnya. Sang Ibu marah melihat apa yang dilakukan anaknya, “Apa yang kau lakukan Anakku? Kau telah memeras isi susu kambing kita dan kau berikan pada dua tentara itu. Dan tidak kau tinggalkan untuk kitansama sekali!”


Sang anak berkata dengan halus pada Ibunya, “Ummi, kita sabar sebentar. Tak lama lagi susu kambing itu akan terisi kembali Ummi, aku tidak sanggup membiarkan tentara terluka itu mati kehausan!”


Bulan berganti bulan. Kaum muslimin dibawah pimpinan Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi akhirnya memenangkan peperangan. Tatkala  anak itu sedang bermain di depan rumahnya ia melihat ada dua orang  berjalan ke arahnya. Keduanya menggiring kambing yang cukup banyak jumlahnya.


Salah seorang dari keduanya berkata, “Anak yang saleh, ini kambing jumlahnya empat puluh ekor. Semuanya dihadiahkan untukmu dari komandan kami. Kau telah berjasa menyelamatkan nyawanya!”


“Tetapi aku tidak melakukan hal yang pantas untuk menerima hadiah sebanyak ini Tuan” sahut Si anak.


“Bahkan kau telah berjasa besar sekali. Kau telah menyelamatkan nyawa salah seorang komandan pasukan keepercayaan Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi. Secara tidak langsung kau telah ikut andil dalam kemenangan kaum muslimin.”


Dua tentara itu menyalami anak itu dengan hangat lalu berpamitan. Ketika dua tentara itu pergi sang Ibu melangkah ke luar dari rumah. Ia langsung mendekap anaknya dengan penuh kasih sayang seraya berkata, “Aku telah mendengar semua percakapan kalian Anakku. Segala puji bagi Allah yang telah mengganti harta kita yang hilang!”


“Amal kebaikan tidak pernah hilang, Ummi.” jawab sang anak lirih.


***


Kisah ini saya ambil dari buku Kang Abik yang berjudul “Di Atas Sajadah Cinta”
Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari kisah di atas. Apabila ada salah kata saya pribadi mohon maaf, karna segala bentuk kesempurnaan hanya milik-Nya. Wassalam…

2 komentar:

  1. Lagi...lagi...dan Lagiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii

    (Biar panjang, hahaha)

    BalasHapus

Followers

 

Ayari Tell The Story Template by Ipietoon Cute Blog Design